Selama Pertempuran Fanchang tahun 1939, Zhu Zhen, seorang pemimpin peleton dari Tentara Keempat Baru, memimpin unitnya dalam mengawal jurnalis Lu Ying, yang membawa bukti kekejaman tentara Jepang di Nanjing serta rencana operasional mereka. Dikejar dan dihalangi oleh pasukan Jepang, tim tersebut menderita korban jiwa terus-menerus dan mengalami cobaan hidup dan mati, termasuk penyergapan di dataran bersalju dan pertempuran sengit di gua-gua pegunungan. Pada akhirnya, Zhu Zhen mengorbankan nyawanya untuk misi tersebut, sementara Lu Ying berhasil menyampaikan bukti tersebut, membantu Tentara Keempat Baru dalam mengamankan kemenangan dan mengungkap kejahatan militer Jepang.













